Contact Person

LTM-NU Kecamatan Sawahan Kota Surabaya - Hand Phone : 081 251 223 223 atau 087 85 85 45 888 atau 081 55 66 88 128

Selasa, 18 Agustus 2015

Temukan Makna Shalat Anda

Allah  menciptakan manusia dengan sejumlah perangkat memadai, diantaranya anugrah dan karunia Allah. Keduanya adakalanya bersifat materi; bersifat tampak dimata kita.  Semisal makan, minum, pakaian dan lain sebagainya. Ada juga yang imateri; berupa kesenangan dan ketenangan. Memperoleh karunia imateri bisa ditempuh dengan beragam cara, salah satunya dengan shalat.



Dalam Islam, shalat merupakan tiang agama dan bisa menjadi cerminan seseorang. Sifat dan perilaku seseorang bisa dilihat dengan cara bagaimana ia melakukan shalat. Dalam al Quran, Allah mengingatkan tujuan shalat yang berupa mencegah dari hal-hal yang buruk dan mungkar. Dalam artian, shalat bertujuan memperbaiki perilaku pelakunya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah. Namun apabila ia masih berbuat maksiat dan tidak ada perubahan sama sekali, perlu dipertanyakan tentang shalatnya. Mungkin dia hanya sekedar menggugurkan kewajiban secara hukum, karena sejatinya ia tidak menemukan makna shalat itu sendiri. Padahal, menemukan makna sejati shalat sangatlah utama, jauh mengalahkan ketika melakukan shalat hanya karena menggugurkan kewajiban.

Shalat dengan penuh kekhusuan memang tidaklah mudah dilakukan, karena menuntut pelakunya untuk terus memahami dan mendalami makna serta kandungan shalat. Dengan begitu, maka pasti seseorang akan tertuntut untuk memperbaiki perilakunya. Karena apalah arti ruku dan sujudnya, apabila semua itu tidak merubah perilakunya.

Selain itu, perlu pula diingat akan pentingnya shalat berjamaah. Karena pahala berjamaah jauh lebih besar daripada shalat sendirian, dua puluh tujuh berbanding satu. Demikianlah yang tertera dalam beberapa hadis. Jamaah yang secara bahasa berartikan kelompok, secara emplisit menanamkan perlunya membangun suatu kebersamaan dan kekompakan. Karena pada hakikatnya, manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri. Dari banyaknya masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri, jelas menunjukkan suatu kebersamaan dan kekompakan menjadi suatu hal yang sangat penting. Namun begitu,  perlu pula adanya kesadaran dalam kebersamaan dan kekompakan ketika menyelesaikan suatu masalah, biar hasilnya pun akan lebih baik. Nampak remeh memang. Bagaimana mungkin jamaah bisa memicu kebersamaan?

Adalah salah satu bukti nyata, coba kita tilik dan renungkan lebih jauh.  Dari jamaah, terjalin hubungan antar sesama. Terjadi interaksi antar tiap individu, yang dengannya, hubungan semakin rekat dan erat. Kesadaran akan kebersamaan dan kekompakan adalah elemen yang sangat penting. Berbekal hal ini akan bisa menciptakan sebuah kehidupan sosial yang baik, jadi tidak berlebihan apabila permasalahan bangsa bisa dipecahkan secara jamaah.

Tidak dipungkiri memang, pemerintah kita hingga kini masih lemah dalam mengatasi banyak permasalahan Negara. Selain disinyalir karena masih adanya penyakit transisi, juga adanya faktor masyarakat yang masih perlu dibangkitkan etos kerja, perubahan pola hidup, dan kesanggupannya mengendalikan diri. Jadi tidak bisa kita hanya mengharapkan satu elemen saja dalam menghadapi kondisi perubahan atau merubah kondisi bangsa ini yang morat marit adanya.

Bagaimanakah membangun kebersamaan? Coba kita ibaratkan bangsa ini sebuah badan terdiri dari tangan, kaki, mulut, kepala dan yang lainnya. Bila mana dari salah satunya ada yang sakit maka kita akan merasakan sakit dari salah satu anggota badan kita. Salah satu contoh apabila kita terserang pusing maka otak kita akan berpikir untuk mencari penawar atau obat yang cocok, ini adalah suatu inisiatif, kaki kitapun akan tergerak melangkah untuk membelinya kemudian meminumnya dan obat itupun akan masuk ke dalam perut kita. Dan akan mengenai langsung ke induk virusnya dan apabila virus menang berarti obatnya sedikit, maka diperlukan obat sesuai dosisnya dengan itu badan kita akan merasa sehat kembali.

Sikap yang seharusnya kita ambil dalam hal menghadapi keadaan bangsa kita ini, kita harus merasa malu karena bangsa yang besar ini belum pernah mengukir prestasi. Dan dalam mengatasi masalah pun kita belum bisa menyelesaikannya secara bijak, dana yang ada hanya sikap saling menekan dan adu kekuatan. Yang mana seharusnya kekuatan tidak untuk diadu, akan tetapi dijadikan sebuah modal untuk bersatu padu. Apabila budaya pertengkaran kita semakin tinggi maka bangsa kita ini tidak akan maju. Dan dampaknya pun menimpa bangsa kita. Tidak bisa dipungkiri memang, terjadinya konflik atau sejenisnya, dikarenakan adanya perbedaan dalam pemahaman atau sudut pandang dalam memahami suatu masalah. Akan tetapi kalau perbedaan disikapi dengan bijak, tidak menutup kemungkinan akan tampil sebuah kehidupan yang indah. Dan apabila perbedaan disikapi secara professional, maka akan tercipta hubungan antar individu yang saling melengkapi.

Kita tahu pada hakikatnya perbedaan adalah suatu rahmat, yang diberikan allah kepada manusia. Sayangnya kebanyakan perbedaan dipersepsikan secara salah sehingga yang muncul adalah konflik. Hal ini juga bisa dipicu bahwa kelompoknyalah yana paling benar, dan kelompok yang lain salah. Maka yang akan muncul adalah sebuah pertengkaran, wajar memang setiap individu atau kelompok mempunyai hak untuk menganggap keyakinan dan kebenarannya masing-masing. Akan tetapi alangkah baiknya jika dihadapi dengan kearifan. Bahwasanya kita hidup didunia ini tidaklah sendiri yang mana kita pada hakikatnya adalah makhluk social, dan kita harus bisa mempertahankan budaya musyawarah, walaupun hasilnya tidak bisa memuaskan semua pihak.

Kita berharap akan muncul pejuang-pejuang yang memiliki kearifan yang bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa ini secara bijak, yang mana apabila tidak diselesaikan secara bijak akan menjadi sebuah contoh buruk bagi keturunan kita kelak. Dan janganlah terpancing oleh keruhnya situasi, kendalikan diri kita, janganlah menambah masalah, berjuanglah terus jangan sampai menyerah untuk mencari solusi yang terbaik untuk bangsa ini. Kita tahu betapa rumitnya masalah yang kita hadapi sekarang. Tapi jangan khawatir karena ini akan menjadi sebuah moment untuk terus memacu kemampuan kita agar kita bisa berbuat sesuatu, dan kita semua berharap semoga negeri ini aman, damai dan tentram, yang mana kuncinya adalah kekompakan, kebersamaan dalam memecahkan permasalahan.

“Shalat itu merupakan sebuah penjamin, kelapangan dada dan pengusir keresahan dan kebahagiaanmu terdapat dalam shalat.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar